Selasa, 30 Juli 2024
Arti dan Contoh Cash in Transit (Kas dalam Perjalanan)
Cash in Transit (Kas dalam Perjalanan) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan uang tunai yang sedang dalam proses perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lain dan belum tercatat di laporan keuangan. Biasanya, uang ini berasal dari transaksi penjualan yang telah dilakukan tetapi belum sampai di bank atau tempat penyimpanan yang ditentukan.
Contoh Kas dalam Perjalanan
1. Penjualan Ritel
Sebuah toko ritel menutup penjualan harian dan menghitung uang tunai yang diterima dari pelanggan. Uang tunai tersebut dimasukkan ke dalam kantong uang dan dikirim ke bank untuk disetorkan.
Hingga uang tersebut benar-benar diterima dan dicatat oleh bank, uang tersebut dianggap sebagai "Kas dalam Perjalanan."
2. Transaksi Antar Cabang
Sebuah perusahaan dengan beberapa cabang mengumpulkan uang tunai dari setiap cabang pada akhir hari kerja. Uang tersebut kemudian dikirim ke kantor pusat untuk disetorkan ke bank. Selama proses pengiriman ini, uang tersebut adalah "Kas dalam Perjalanan."
3. Setoran Penjualan Online
Sebuah perusahaan e-commerce menerima pembayaran dari pelanggan melalui platform pembayaran online.
Proses transfer dari rekening pelanggan ke rekening perusahaan mungkin memerlukan waktu beberapa hari kerja. Selama waktu ini, uang yang sedang dalam proses transfer dianggap sebagai "Kas dalam Perjalanan."
Pencatatan dalam Akuntansi
Untuk mencatat Kas dalam Perjalanan, perusahaan biasanya membuat jurnal akuntansi yang mencerminkan jumlah uang yang sedang dalam proses perpindahan.
Misalnya, jika sebuah perusahaan mengirimkan uang tunai sebesar Rp 10.000.000 ke bank tetapi uang tersebut belum sampai dan dicatat oleh bank pada akhir periode pelaporan, jurnalnya mungkin terlihat seperti ini:
Debit : Kas dalam Perjalanan Rp 10.000.000
Kredit : Kas Rp 10.000.000
Debit : Kas Rp 10.000.000
Kredit : Kas dalam Perjalanan Rp 10.000.000
Tidak ada komentar :
Posting Komentar